Selasa, 12 Februari 2019

Kisah Nabi Daud As



Berlalulah tahun-tahun yang cukup panjang dari wafatnya Musa. Sesudah Nabi Musa, hadirlah para nabi dan mereka sudah mati dan belum dewasa Israil sehabis Musa sudah kalah. Kitab suci mereka sudah hilang, yaitu Taurat. Ketika Taurat sudah hilang dari dada mereka maka ia pun tercabut dari tangan mereka. Musuh-musuh mereka menguasai peti perjanjian yang di dalamnya terdapat peninggalan keluarga Musa dan Harun. Bani Israil terusir dari keluarga mereka dan rumah mereka. Keadaan mereka sungguh sangat tragis. Kenabian sudah terputus dari cucu Lawi, dan tidak tersisa dari mereka kecuali seorang perempuan yang hamil yang berdoa kepada Allah SWT semoga Dia memdiberinya anak laki-laki. Lalu ia melahirkan anak pria dan menamainya dengan nama Asymu'il yang dalam bahasa Ibrani berarti Ismail. Yakni Allah SWT mendengar doaku.
Ketika anak itu tumbuh dewasa, ibunya itu mengirimnya ke mesjid dan menyerahkannya kepada lelaki saleh semoga berguru kebaikan dan ibadah darinya. Anak itu berada di sisinya. Pada suatu malam—ketika ia sudah menginjak dewasa—ia pulas, kemudian ia mendengar ada bunyi yang hadir dari sisi mesjid. Ia bangkit dalam keadaan ketakutan dan menerka bahwa syaikh atau gurunya memanggilnya. Ia segera menuju gurunya dan bertanya: "Apakah engkau memang memanggilku?" Guru itu tidak ingin menakut-nakutinya maka ia berkata: "Ya, ya." Anak itu pun pulas kembali. Kemudian bunyi itu lagi-lagi memanggilnya untuk kedua kalinya dan ketiga hingga ia bangkit dan melihat malaikat Jibril memanggilnya: "Tuhanmu sudah mengutusmu kepada kaummu." Pada suatu hari, Bani Israil menemui nabi yang mulia ini. Mereka bertanya kepadanya: "Tidakkah kami orang-orang yang teraniaya?" Dia menjawaban: "Benar." Mereka berkata: "Tidakkah kami orang-orang yang terusir?" Dia menjawaban: "Benar." Mereka mengatakan: "Kirimkanlah untuk kami seorang raja yang sanggup mengumpulkan kami di bawah satu bendera semoga kita sanggup berperang di jalan Allah SWT dan semoga kita sanggup mengembalikan tanah kita dan kemuliaan kita." Nabi mereka berkata kepada mereka dan tentu ia lebih tahu daripada mereka: "Apakah kalian yakin akan menjalankan peperangan kalau diwajibkan peperangan atas kalian?"
Mereka menjawaban: "Mengapa kami tidak berperang di jalan Allah SWT sedangkan kami sudah terusir dari negeri kami, dan belum dewasa kami pun terusir serta keadaan kami makin memburuk." Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah SWT sudah mengutus Thalut sebagai penguasa bagi kalian." Mereka berkata: "Bagaimana ia menjadi penguasa atas kami sedangkan kami lebih berhak mendapat kekuasaan itu daripadanya. Lagi pula, ia bukan seorang yang kaya, sedangkan di antara kami ada orang yang lebih kaya daripadanya."
Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah SWT memilihnya atas kalian alasannya ia mempunyai keutamaan dari sisi ilmu dan fisik. Dan Allah SWT mempersembahkan kekuasaan-Nya kepada siapa pun yang Dia kehendaki." Mereka berkata: "Apa tanda kekuasaa-Nya?" Nabi menjawaban: "Kitab Taurat yang dirampas musuh kalian akan kembali kepada kalian. Kitab itu akan dibawa oleh para malaikat dan diserahkan kepada kalian. Ini ialah tanda kekuasaan-Nya." Mukjizat tersebut benar-benar terjadi di mana pada suatu hari Taurat kembali kepada mereka.
Pembentukan pasukan Thalut dimulai. Thalut sudah menyiapkan tentaranya untuk memerangi Jalut. Jalut ialah seseorang yang perkasa dan penantang yang hebat di mana tak seorang pun bisa mengalahkannya. Pasukan Thalut sudah siap. Pasukan berjalan dalam waktu yang usang di tengah-tengah gurun dan pegunungan sehingga mereka merasakan kehausan. Raja Thalut berkata kepada tentaranya: "Kita akan menemui sungai di jalan. Barangsiapa yang meminumnya maka hendaklah ia akan keluar dari pasukan dan barangsiapa yang tidak mencicipinya dan spesialuntuk sekadar membasahi kerongkongannya maka ia akan sanggup bersamaku dalam pasukan."
Akhirnya, mereka mendapati sungai dan sebagian tentara minum darinya dan kemudian mereka keluar dari barisan tentara. Thalut sudah menyiapkan ujian ini untuk mengetahui siapa di antara mereka yang menaatinya dan siapa yang membangkangnya; siapa di antara mereka yang mempunyai tekad yang kuat dan bisa menahan rasa haus dan siapa yang mempunyai cita-cita yang lemah dan simpel menyerah.
Thalut berkata kepada dirinya sendiri: "Sekarang kami mengetahui orang-orang yang pengecut sehingga tidak ada yang bersamaku kecuali orang-orang yang berani." Jumlah pasukan memang besar lengan berkuasa tetapi yang paling penting dalam pasukan adalah, sifat keberanian dan iman, bukan semata-mata jumlah dan senjata. Lalu hadirlah saat-saat yang menentukan bagi pasukan Thalut. Mereka berdiri di depan pasukan musuhnya, Jalut. Jumlah pasukan Thalut sedikit sekali tetapi pasukan Musuh sangat banyak dan kuat.
Sebagian orang-orang yang lemah dari pasukan Thalut berkata: "Bagaimana mungkin kita sanggup mengalahkan pasukan yang perkasa itu?" Kemudian orang-orang mukmin dari pasukan Thalut menjawaban: "Yang penting dalam pasukan ialah keimanan dan keberanian. Berapa banyak kelompok yang sedikit bisa mengalahkan kelompok yang banyak dengan izin Allah SWT." Allah SWT berfirman:
"Apakah engkau tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sehabis nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka: 'Angkatlah untuk kami seorang raja semoga kami berperang (di bawah pimpinannya) dijalan Allah. Nabi mereka menjawaban: 'Mung-kin sehali kalau engkau diwajibkan berperang, engkau tidah akan berperang.' Mereka menjawaban: 'Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal kami sebetulnya sudah diusir dari kampung halaman kami dan dari belum dewasa kami.' Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang yang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang lalim. Nabi mereka menyampaikan kepada mereka: 'Sesungguhnya Allah sudah mengangkat Thalut menjadi rajamu.' Mereka menjawaban: 'Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalihan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak didiberi kekayaan yang banyak?' (Nabi mereka) berkata: 'Sesungguhnya Allah sudah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahi ilmu yang luas dan badan yang perkasa.' Allah mempersembahkan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemdiberian-Nya lagi Maha Mengetahui. Dan Nabi mereka menyampaikan kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, kalau engkau orang yang diberiman. Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: 'Sesungguhnya Allah akan menguji engkau dengan suatu sungai. Maka siapa di antara engkau meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada rneminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia ialah pengikutku. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang diberiman bersama dia sudah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang sudah minum berkata: 'Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentara-nya.' Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: 'Berapa banyak yang terjadi golongan yang sedikit sanggup mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orangyang sabar.'" (QS. al-Baqarah: 246-249)
Jalut tampak membawa baju besinya bersama pedangnya. Tampaknya ia menantang seseorang untuk berduel dengannya. Semua tentara Thalut merasa takut untuk menghadapinya. Di saat-saat tegang ini, muncullah dari pasukan Thalut seorang pengembala kambing yang kecil, yaitu Daud. Daud ialah seorang yang diberiman kepada Allah SWT. Ia mengetahui bahwa keimanan kepada Allah SWT ialah hakikat kekuatan di alam ini, dan bahwa kemenangan bukan semata-mata ditentukan banyaknya senjata dan kuatnya tubuh.
Daud maju dan meminta kepada raja Thalut semoga mengizinkannya berduel dengan Jalut. Namun si raja pada hari pertama menolak ajakan itu. Daud bukanlah seorang tentara, ia spesialuntuk sekadar pengembala kambing yang kecil. Ia tidak rnemiliki pengalaman dalam peperangan. Ia tidak mempunyai pedang, senjatanya ialah potongan kerikil bata yang digunakan untuk mengusir kambingnya. Meskipun demikian, Daud mengetahui bahwa Allah SWT ialah sumber kekuatan yang hakiki di dunia ini. Karena ia seorang yang diberiman kepada Allah SWT, maka ia merasa lebih kuat daripada Jalut.
Pada hari kedua, ia kembali meminta izin semoga didiberi peluang untuk memerangi Jalut. Lalu raja mempersembahkan izin kepadanya. Raja berkata kepadanya: "Seandainya engkau berani memeranginya, maka engkau menjadi pemimpin pasukan dan akan berkeluargai anak perempuanku." Daud tidak peduli dengan iming-iming tersebut. Ia spesialuntuk ingin berperang dan memenangkan agama. Ia ingin membunuh Jalut, seorang lelaki yang sombong yang lalim dan tidak diberiman kepada Allah SWT, Raja mengizinkan kepada Daud untuk berduel dengan jalut.
Daud maju dengan membawa tongkatnya dan lima buah kerikil serta katapel. Jalut maju dengan dilapisi senjata dan baju besi. Jalut berusaha mengejek Daud dan merendahkannya serta menertawakan kefakirannya dan kelemahannya. Kemudian Daud meletakkan kerikil yang kuat di atas katapelnya, kemudian ia melepaskannya di udara sehingga kerikil itu pun meluncur dengan keras. Angin menjadi teman erat Daud alasannya ia cinta kepada Allah SWT sehingga angin itu membawa kerikil itu menuju ke dahi Jalut. Batu itu membunuhnya. Jalut yang dibekali senjata yang lengkap itu tersungkur ke tanah dan mati.
Daud, seorang pengembala yang baik, mengambil pedangnya. Dan berkecamuklah peperangan di antara kedua pasukan. Peperangan dimulai ketika pemimpinnya terbunuh dan rasa ketakutan menghinggapi seluruh pasukannya, sedangkan pasukan yang lain dipimpin oleh seorang pengembala kambing yang sederhana.
Allah SWT berfirman:
"Tatkala mereka tampak oleh jalut dan tentaranya, mereka pun berdoa: 'Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami terhadap orang-orang kafir.' Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentarajalut dengan izin Allah memdiberinya kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian insan dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam." (QS. al-Baqarah: 250-251)
Sesudah Daud membunuh jalut, ia mencapai puncak ketenaran di tengah-tengah kaumnya sehingga ia menjadi seorang lelaki yang paling populer di kalangan Bani Israil. Beliau menjadi pemimpin pasukan dan suami dari anak perempuan raja. Namun Daud tidak begitu besar hati dengan tiruana ini. Beliau tidak bertujuan untuk mencapai ketenaran atau kedudukan atau kehormatan, tetapi dia berusaha untuk menggapai cinta Allah SWT. Daud sudah didiberi suatu bunyi yang sangat indah dan mengagumkan. Daud bertasbih kepada Allah SWT dan mengagungkan-Nya dengan suaranya yang menarikdanunik dan mengundang decak kagum. Oleh alasannya itu, sehabis mengalahkan Jalut, Daud bersembunyi. Beliau pergi ke gurun dan pegunungan. Beliau merasakan kedamaian di tengah-tengah makhluk-makhluk yang lain. Di ketika mengasingkan diri, dia bertaubat kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Dan sebetulnya sudah Kami diberikan kepada Daud karunia Kami. (Kami berfirman): 'Hai pegunungan-pegunungan dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud', dan Kami sudah melu-nakkan besi padanya. (Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang engkau kerjakan." (QS. Saba': 10-11)
"Dan sudah Kami tundukkan pegunungan-pegunungan dan burung-burung, tiruana bertasbih bersama Daud, dan Kamilah yang melakukannya. Dan sudah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi kepada engkau, guna memelihara engkau dalam peperanganmu; Maka hendaklah engkau bersyukur (kepada Allah)." (QS. al-Anbiya': 79-80)
Ketika Daud duduk, maka ia bertasbih kepada Allah SWT dan memuliakan-Nya. Allah SWT menentukan Daud sebagai Nabi dan memdiberinya Kitab Zabur. Allah SWT berfirman:
"Dan Kami diberikan Kitab Zabur kepada Daud." (QS. al-Isra': 55)
Zabur ialah kitab suci ibarat Kitab Taurat. Daud membaca kitab tersebut dan bertasbih kepada Allah SWT. Saat dia bertasbih, pegunungan-pegunungan juga ikut bertasbih, dan burung-burung pun berkumpul bersama beliau.
Allah SWT berfirman:
"Dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sebetulnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan pegunungan-pegunungan untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu pagi dan petang, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami diberikan pesan yang tersirat dan budi dalam menyeksaikan perselisihan." (QS. Shad: 17-20)
Gurun terbentang sehingga mencapai ufuk. Ini ialah hari puasa Daud. Nabi Daud berpuasa pada suatu hari dan berbuka pada hari yang lain. INI yang disebut dengan Shiam ad-Dahr. Daud membaca Kitab Zabur dan merenungkan ayat-ayatnya. Gunung-pegunungan bertasbih bersamanya. Gunung menyempurnakan pembacaan ayat tersebut, dan terkadang dia membisu sementara pegunungan itu menyempurnakan tasbihnya. Bukan spesialuntuk pegunungan yang bertasbih bersama beliau, burung-burung pun ikut bertasbih. Ketika Daud mulai membaca Kitab Zabur yang suci maka burung-burung, binatang-binafang buas, dan pohon-pohon pun berkumpul di sisinya, bahkan pegunungan-pegunungan ikut bertasbih. Bukan spesialuntuk alasannya ketulusan Daud yang menjadi penyebab bertasbihnya pegunungan-pegunungan atau burung-burung bersama beliau; bukan spesialuntuk keindahan suaranya yang menjadi penyebab bertasbihnya makhluk-makhluk yang lain bersama beliau, namun ini ialah mukjizat dari Allah SWT kepadanya sebagai Nabi yang mempunyai keimanan yang agung, yang cintanya kepada Allah SWT sangat tulus. Bukan spesialuntuk ini mukjizat yang didiberikan kepada beliau, Allah SWT juga memdiberinya ilmu atau kemampuan untuk memahami bahasa burung dan hewan-hewan yang lain.
Pada suatu hari, dia merenung dan mendengarkan ocehan burung yang berdialog satu sama lain. Lalu dia mengerti apa yang dibicarakan burung-burung itu. Allah SWT meletakkan cahaya dalam hatinya sehingga ia memahami bahasa burung dan bahasa hewan-hewan yang lain. Daud sangat mengasihi binatang dan burung. Beliau berlemah lembut kepada hewan-hewan itu, bahkan dia merawatnya ketika hewan-hewan itu sakit sehingga burung-burung dan binatang yang lain pun mencintainya. Di samping kemampuan memahami bahasa burung, Allah SWT juga memdiberinya pesan yang tersirat (ilmu pengetahuan). Ketika Daud memperoleh ilmu dari Allah SWT atau ketika ia mendapat mukjizat maka bertambahlah rasa cintanya kepada Allah SWT dan bertambah juga rasa syukumya kepada-Nya, begitu juga ibadahnya semakin meningkat. Oleh alasannya itu, dia berpuasa pada suatu hari dan berbuka pada hari yang lain. Allah SWT sangat mengasihi Daud dan memdiberinya kerajaan yang besar. Dan kasus yang dihadapi oleh kaumnya adalah, banyaknya peperangan di zaman mereka. Karena itu, pembuatan baju besi sangat penting. Baju besi yang dibuat oleh para jago sangat berat sehingga seorang yang berperang tidak simpel bergerak dengan bebas ketika menggunakan baju besi itu.
Pada suatu hari, Nabi Daud duduk sambil merenungkan kasus tersebut dan di depan dia ada potongan besi yang dia main-mainkan. Tiba-tiba, dia mengetahui bahwa tangannya sanggup membikin besi itu lunak. Allah SWT memang sudah melunakkan besi bagi Daud. Lalu Daud memotong-motongnya dan membentuknya dalam potongan-potongan kecil dan melekatkan sebagian pada yang lain, sehingga dia bisa membuat baju besi yang baru, yaitu baju besi yang terbentuk dari lingkaran-lingkaran besi yang kalau digunakan oleh seseorang yang berperang maka ia akan leluasa untuk bergerak dan tubuhnya tetap terlindung dari pedang dan kampak. Baju besi itu lebih baik dari tiruana baju besi yang ada pada ketika itu.
Allah SWT melunakkan baju besi baginya. Yakni, Nabi Daud ialah orang yang pertama kali menemukan bahwa besi sanggup menjadi leleh dengan api dan ia sanggup dibuat menjadi ribuan rupa. Kami merasa puas dengan tafsir ibarat ini. Nabi Daud bersyukur kepada Allah SWT. Kemudian banyak pabrik-pabrik berdiri untuk membuat baju besi yang baru. Ketika selesai pembuatan baju besi itu dan didiberikan kepada pasukannya maka musuh-musuh Daud mengetahui bahwa pedang mereka tidak akan bisa menembus baju besi ini. Baju besi yang digunakan oleh para musuh itu sangat berat dan sanggup ditembus oleh pedang. Baju besi yang mereka pakai tidak membuat mereka bergerak dengan bebas dan tidak sanggup melindungi mereka ketika berperang, tidak demikian halnya dengan baju besi yang dibuat oleh Nabi Daud. Setiap peperangan yang diikuti oleh tentara Daud maka dia selalu mendapat kemenangan; setiap kali dia memasuki kancah peperangan maka dia merasakan kemenangan. Beliau mengetahui bahwa kemenangan ini semata-mata hadirnya alasannya Allah SWT sehingga rasa syukurnya kepada-Nya semakin bertambah dan tasbih yang dia lakukan pun semakin meningkat serta kecintaan kepada Allah SWT pun semakin bergelora.
Ketika Allah SWT mengasihi seorang nabi atau seorang hamba dari hamba-hamba-Nya maka Dia menyebabkan insan juga mencintainya. Manusia mengasihi Nabi Daud sebagaimana burung-burung, hewan-hewan, dan pegunungan-pegunungan pun mencintainya. Raja melihat hal yang demikian itu kemudian timbullah rasa cemburu dalam dirinya. Ia mulai berusaha untuk menyakiti Nabi Daud dan membunuhnya. Ia menyiapkan pasukan untuk membunuh Daud. Daud mengetahui bahwa raja cemburu kepadanya. Oleh alasannya itu, dia tidak memerangi raja namun apa yang dia lakukan? Beliau mengambil pedang raja ketika ia pulas kemudian dia memotong sebagian dari pakaiannya dengan pedang itu. Kemudian dia membangunkan raja dan berkata kepadanya: "Wahai raja, engkau sudah berencana untuk membunuhku, namun saya tidak membencimu dan tidak ingin membunuhmu. Seandainya saya ingin membunuhmu maka saya lakukan ketika engkau pulas. Ini bajumu sudah terpotong. Aku sudah memotongnya ketika engkau pulas. Aku bisa saja memotong lehermu sebagai ganti dari memotong baju itu, tetapi saya tidak melakukannya. Aku tidak suka untuk menyakiti seseorang pun. Ajaran yang saya bawa spesialuntuk meliputi cinta dan kasih akung, bukan kebencian. Raja menyadari bahwa dirinya salah dan ia meminta maaf kepada Daud."
Kemudian silamlah hari demi hari dan raja terbunuh dalam suatu peperangan yang tidak diikuti oleh Nabi Daud, alasannya raja itu cemburu kepadanya dan menolak menolongannya. Sesudah itu, Nabi Daud menjadi raja. Masyarakat ketika itu mengetahui bahwa Daud melaksanakan apa saja demi kebaikan dan kebahagiaan mereka sehingga mereka rela untuk menjadikannya raja bagi mereka. Jadi, Daud menjadi Nabi yang diutus oleh Allah SWT sekaligus menjadi raja. Kekuasaan tersebut justru meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT dan meningkatkan ibadahnya kepada-Nya serta mendorong dia untuk lebih meningkatkan kebaikan dan menyantuni orang-orang fakir serta menjaga kepentingan masyarakat umum.
Allah SWT memperkuat kerajaan Daud. Allah selalu menjadikannya menang ketika melawan musuh-musuhnya. Allah menyebabkan kerajaannya sangat besar sehingga ditakuti oleh musuh-musuhnya meskipun tidak dalam peperangan. Allah menambah nikmat-Nya kepada Daud dalam bentuk memdiberinya hikmah. Selain memdiberi kenabian kepada Daud, Allah SWT memdiberi pesan yang tersirat dan kemampuan untuk membedakan kebenaran dari kebatilan. Nabi Daud mempunyai seorang anak yang berjulukan Sulaiman. Sulaiman ialah anak yang cerdas dan kecerdasannya itu tampak semenjak masa kecilnya. Usia Sulaiman mencapai sebelas tahun ketika terjadi kisah ini. Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memdiberihan keputusan terkena tanaman, alasannya tumbuhan itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan ialah Kami menyaksikan keputusan yang didiberikan oleh mereka itu, maka Kami sudah mempersembahkan pengertian kepada Sulaiman wacana aturan (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka sudah Kami diberikan pesan yang tersirat dan ilmu. " (QS. al-Anbiya': 78-79)
Seperti biasanya, Daud duduk dan mempersembahkan keputusan hukurn kepada insan dan menuntaskan duduk masalah mereka. Seorang lelaki pemilik kebun hadir kepadanya disertai dengan lelaki yang lain. Pemilik kebun itu berkata kepadanya: "Tuanku wahai Nabi, sebetulnya kambing pria ini masuk ke kebunku dan memakan tiruana anggur yang ada di dalamnya. Aku hadir kepadamu semoga engkau menjadi hakim bagi kami. Dan saya menuntut ganti rugi."
Daud berkata kepada pemilik kambing: "Apakah benar bahwa kambingmu memakan kebun lelaki ini?" Pemilik kambing itu berkata: "Benar wahai tuanku." Daud berkata: "Aku sudah memutuskan untuk mempersembahkan kambingmu sebagai ganti dari apa yang sudah dirusak oleh kambingmu." Sulaiman berkata: "Allah sudah memdiberinya pesan yang tersirat di samping ilmu yang diwarisi dari ayahnya— saya mempunyai aturan yang lain, wahai ayahku." Daud berkata: "Katakanlah wahai Sulaiman." Sulaiman berkata: "Aku memutuskan semoga pemilik kambing mengambil kebun pria ini yang buahnya sudah dimakan oleh kambingnya. Lalu hendaklah ia memperbaikinya dan menanam di situ sehingga tumbuhlah pohon-pohon anggur yang baru. Dan saya memutuskan semoga pemilik kebun itu mengambil kambingnya sehingga ia sanggup mengambil manfaat dari bulunya dan susunya serta makan darinya. Jika pohon anggur sudah besar dan kebun tidak rusak atau kembali ibarat tiruanla, maka pemilik kebun itu sanggup mengambil kembali kebunnya dan begitu juga pemilik kambing pun sanggup mengambil kambingnya." Daud berkata: "Ini ialah keputusan yang hebat wahai Sulaiman. Segala puji bagi Allah SWT yang sudah memdiberimu pesan yang tersirat ini. Engkau ialah Sulaiman yang benar-benar bijaksana." Nabi Daud—meskipun kedekatannya kepada Allah SWT dan kecintaannya kepada-Nya—selalu berguru kepada Allah SWT. Allah SWT sudah mengajarinya semoga ia tidak memutuskan suatu masalah kecuali sehabis ia mendengar perkataan kedua belah pihak yang bertikai.
Pada suatu hari Nabi Daud duduk di mihrabnya yang di situ ia salat dan diberibadah. Ketika ia memasuki kamarnya, ia memerintahkan para pengpertamanya untuk tidak mengizinkan seseorang pun masuk menemuinya atau mengganggunya ketika ia salat. Tiba-tiba, dia dikagetkan ketika melihat dua orang lelaki berdiri di hadapannya. Daud takut kepada mereka berdua alasannya mereka berani masuk, padahal ia sudah memerintahkan semoga tak seorang pun masuk menemuinya. Daud bertanya kepada mereka: "Siapakah kalian berdua?" Salah seorang lelaki itu berkata: "Janganlah takut wahai tuanku. Aku dan pria ini berselisih pendapat. Kami hadir kepadamu semoga engkau memutuskan dengan cara yang benar." Daud bertanya: "Apa masalahnya?" Laki-laki yang pertama berkata: "Saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan kambing betina, sedangkan saya spesialuntuk mempunyai satu. Ia sudah mengambilnya dariku." Ia berkata: "Berikanlah kepadaku, kemudian ia mengambilnya dariku." Daud berkata tanpa mendengar pendapat atau argumentasi pihak yang lain: 'Sesungguknya dia sudah berbuat lalim kepadamu dengan meminta kambingmu untuk dimenambahkan kepada kambingnya. Dan sebetulnya dari kebanyakan orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat lalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orangyang diberiman.'
Daud terkejut ketika tiba-tiba dua orang itu menghilang dari hadapannya. Kedua orang itu bersembunyi laksana awan yang menguap di udara. Akhirnya, Daud mengetahui bahwa kedua lelaki itu ialah malaikat yang diutus oleh Allah SWT kepadanya untuk memdiberinya pelajaran: hendaklah ia tidak mengambil keputusan aturan di antara dua orang yang berselisih kecuali sehabis mendengar perkataan mereka tiruana. Barangkali pemilik sembilan puluh sembilan kambing itu yang benar. Daud tunduk dan bersujud serta rukuk kepada Allah SWT dan meminta ampun kepada-Nya. Allah SWT berfirman:
"Dan sampaikah kepadamu diberita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar? Ketika mereka masuk (menemui) Daud kemudian ia terkejut dengan (kehadiran) mereka. Mereka berkata: 'Janganlah engkau merasa takut, (kami) ialah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat lalim kepada yang lain; maka diberilah keputusan di antara kami dengan adil dan tidakbolehlah engkau menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan buntut kambing betina dan saya mempunyai sebuntut saja. Maka dia berkata: 'Serahkanlah kambing itu kepadaku dan dia mengalahkan saya dalam perdebatan.' Daud berkata: 'Sesungguhnya dia sudah berbuat lalim kepadamu dengan meminta kambingmu untuk dimenambahkan kepada kambingnya. Dan sebetulnya dari kebanyakan orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat lalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang diberiman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya; maka ia meminta. ampun kepada Tuhannya kemudian menyungkur sujud dan bertaubat. Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sebetulnya dia mempunyai kedudukan erat pada sisi Kami dan daerah kembali yang baik." (QS. Shad: 21-25)
Banyak kisah dongeng atau bohong yang disampaikan orang-orang Yahudi wacana godaan yang dialami oleh Daud. Dikatakan bahwa ia tertarik dengan istri dari salah seorang pemimpin pasukannya kemudian ia mengutus pemimpin itu di suatu peperangan di mana ia mengetahui apa yang terjadi dengannya. Kemudian Daud menguasai istrinya.
Itu ialah ketiruanan yang mengada-ada. Manusia yang hatinya bekerjasama dengan bintang tertinggi di langit dan tasbihnya bekerjasama dengan tasbih makhluk-makhluk dan benda-benda mati, maka tidak mungkin baginya untuk spesialuntuk melihat atau tertarik dengan keindahan atau kecantikan wajah perempuan atau fisiknya. Seseorang yang melihat puncak keindahan di alam dan bekerjasama dengannya secara eksklusif dan menundukkannya dengan tasbihnya maka tidak mungkin baginya untuk tunduk kepada naluri seksual. Daud ialah seorang hamba Allah SWT dan tidak mungkin ia menjadi hamba dari nalurinya sebagaimana yang dikemukakan oleh cerita-cerita tiruan Bani Israil.
Nabi Daud kembali menyembah Allah SWT dan bertasbih kepada-Nya serta melantunkan senandung cinta kepada-Nya hingga selesai hayatnya. Nabi Daud berpuasa sehari dan berbuka sehari. Sehubungan dengan itu, Rasulullah saw bersabda: "Sebaik-baik puasa ialah puasanya Daud. Beliau berpuasa satu hari dan berbuka satu hari. Beliau membaca Zabur dengan tujuh puluh suara; dia melaksanakan salat di tengah malam dan menangis di dalamnya, dan alasannya tangisannya segala sesuatu pun ikut menangis, dan suaranya sanggup menyembuhkan orang yang gelisah dan orang yang menderita." Nabi Daud meninggal secara tiba-tiba sebagaimana dikatakan oleh aneka macam riwayat.
Matahari mengganggu manusia, kemudian Sulaiman memanggil burung dan berkata: "Naungilah Daud. Maka burung itu menaunginya. Dan angin menjadi tenang." Sulaiman berkata kepada burung: "Naungilah insan dari sengatan matahari. Burung itu pun tunduk kepada perintah Sulaiman. Ini untuk pertama kalinya orang-orang menyaksikan kekuasaan Sulaiman."

<< Kisah Nabi & Rosul

0 komentar

Posting Komentar