Pembuat film yang menyebabkan protes umat Islam di seluruh dunia berdalih atas nama kebebasan berpendapat. Namun kebebasan menyerupai apa yang beliau maksud. Yang terlihat terang yakni bahwa beliau yakni menyerupai kata pepatah "Tong Kosong Nyaring Bunyinya". Pendapatnya yakni pendapat yang tidak menurut kecerdasan, beliau spesialuntuk beropini di atas kebodohannya. Para ilmuwan barat sendiri (para orientalis) banyak yang memuji bagaimana sikap Rasulullah dan bahkan menjadikan sosoknya sebagai insan yang paling kuat di dunia ini hingga dikala ini. Namun entah dari mana hadirnya isu yang didapat si pembuat sehingga sanggup membuat skenario film yang 'menjijikan'.
Kebebasan berpendapat yang beliau usung sama saja dengan kebebasan tanpa aturan. Hanya orang kurang berilmu saja yang berpemahaman adanya kebebasan tanpa aturan. Bahkan binatang pun yang sekilas terlihat hidup bebas, tetap saja ada hukum yang berlaku, bahkan bekerjsama mereka tidak bebas. Satu-satunya makhluk hidup yang paling bebas di bumi ini yakni manusia. Akibat insan lah aneka macam kerusakan di bumi ini timbul. Hal ini tidak lain jawaban pemahaman kurang berilmu insan wacana kebebasan. Alam diciptakan penuh dengan aturan. bumi harus tetap berputar, sungai harus tetap mengalir, hujan harus tetap ada, dan masih banyak lagi hukum alam yang hasilnya membuat keseimbangan dan keberlangsungan kehidupan. Demikian pula kebebasan beropini juga harus ada aturannya. Pepatah menyampaikan 'mulutmu yakni harimaumu'. Lidah itu menyerupai pedang, bila tidak sanggup mengendalikannya hasilnya akan melukai dirinya sendiri.
"Kebebasan mengungkapkan pendapat seharusnya dan harus dijamin dan dilindungi ketika dipakai untuk keadilan umum, tujuan umum,"kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, dalam jumpa pers di kantor PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (19/9) waktu setempat
Dilihat dari sisi lain, munculnya pemahaman keliru wacana kebebasan beropini dari orang barat ini sanggup mengindikasikan mulai masuknya barat ke kurun kebodohan. Pemahaman keliru ini bila dibiarkan terus-menerus oleh dunia barat sendiri, nanti hasilnya akan menjadi bomerang bagi dunia barat sendiri. kebodohan dalam memakai pedang malah akan melukai dirinya sendiri. wallahu a'lam
Kebebasan berpendapat yang beliau usung sama saja dengan kebebasan tanpa aturan. Hanya orang kurang berilmu saja yang berpemahaman adanya kebebasan tanpa aturan. Bahkan binatang pun yang sekilas terlihat hidup bebas, tetap saja ada hukum yang berlaku, bahkan bekerjsama mereka tidak bebas. Satu-satunya makhluk hidup yang paling bebas di bumi ini yakni manusia. Akibat insan lah aneka macam kerusakan di bumi ini timbul. Hal ini tidak lain jawaban pemahaman kurang berilmu insan wacana kebebasan. Alam diciptakan penuh dengan aturan. bumi harus tetap berputar, sungai harus tetap mengalir, hujan harus tetap ada, dan masih banyak lagi hukum alam yang hasilnya membuat keseimbangan dan keberlangsungan kehidupan. Demikian pula kebebasan beropini juga harus ada aturannya. Pepatah menyampaikan 'mulutmu yakni harimaumu'. Lidah itu menyerupai pedang, bila tidak sanggup mengendalikannya hasilnya akan melukai dirinya sendiri.
"Kebebasan mengungkapkan pendapat seharusnya dan harus dijamin dan dilindungi ketika dipakai untuk keadilan umum, tujuan umum,"kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, dalam jumpa pers di kantor PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (19/9) waktu setempat
Dilihat dari sisi lain, munculnya pemahaman keliru wacana kebebasan beropini dari orang barat ini sanggup mengindikasikan mulai masuknya barat ke kurun kebodohan. Pemahaman keliru ini bila dibiarkan terus-menerus oleh dunia barat sendiri, nanti hasilnya akan menjadi bomerang bagi dunia barat sendiri. kebodohan dalam memakai pedang malah akan melukai dirinya sendiri. wallahu a'lam
0 komentar
Posting Komentar