Pokok bahasan utamanya ialah Koreksi terhadap tata kehidupan modern dan upaya umat Islam di Cape town untuk mengatasinya lewat penerapan syariah. Pintu masuk penerapan syariah ini dimulai dengan penegakan rukun zakat. Mereka mencoba menjalankan syariat ini sebagaimana seharusnya, bukan sedapatnya, yang menjadi ciri pragmatisme Islam modernis. Akibat dari pragmatisme ialah ditundukkannya cari hidup Islam sepenuhnya di bawah cara hidup modern, mengikuti suatu 'agama universal' masa kini, yaiut kapitalisme. Restorasi syariah sebagaimana yang tengah dilakukan oleh umat Islam Cape Town ialah upaya untuk mengembalikan tata cara hidup Islami, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw. Modelnya mengikuti tradisi dari amal Madinah.
Bagi umat Islam Cape Town, Islam akan tegak, dan lainnya akan runtuh, lantaran Islam ialah satu-satunya alternatif yang tersisa sebagai cara hidup yang unggul, setelah sosialisme terbukti gagal. Jalan modern sekuler, sebagaimana diajarkan para pembaru Islam, maupun 'Islamisasi tata kehidupan'ang disusung para penyeru Kebangkitan Islam yang mengikutinya, dipandang menyesatkan. Modernisme Islam dipandang sudah menjerumuskan umat Islam ke dalam lubang yang sama, kapitalisme menindas.
Akan dibahas pula apa yang dimaksud dengan cara hidup kapitalistik di satu sisi dan cara hidup Islami di sisi lain. Kemudian akan dilanjutkan dengan uraian yang lebih rinci wacana karakter dari sistem kapitalis, dalam perspektif Islam, yang diberimplikasi pada bekerjanya sistem pnegorganisasian masyarakat secara tiranik (menindas). Pengorganisasian masyarakat tiranik yang dimaksud berlangsung melalui satu mesin kekuasaan modern yang dirancang dalam struktur negara fiskal, yang sekarang sepenuhnya monolitik, disebut demokrasi.
Teknik hidup modern ialah cara hidup yang dilandasi oleh perilaku materialistik dan keduniaan. Keduanya memutus kaitan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Judul Buku : Ilusi demokrasi: Koreksi dan otoKoreksi Islam : menyonsong kembalinya tata kehidupan Islam berdasarkan amal Madinah.
Penulis : Zaim Saidi (zaimsaidi.org)
Baca sebagian Isi buku tersebut :
0 komentar
Posting Komentar