Senin, 31 Desember 2018

5 Kemampuan Kecerdasan Emosi (Eq)


Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, tenggang rasa dan keterampilan sosial.

Gardner dalam definisi dasar ihwal kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :
a.   Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri ialah suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini ialah dasar dari kecerdasan emosional, para hebat psikologi sebut kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri ialah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran ihwal suasana hati, jikalau kurang waspada maka individu menjadi praktis larut dalam pedoman emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun ialah salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu praktis menguasai emosi.
b.   Mengelola Emosi
Mengelola emosi ialah kemampuan individu dalam  menangani perasaan biar sanggup terungkap dengan sempurna atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga biar emosi yang merisaukan tetap terkendali ialah kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau usang akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup beberapa aspek kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk berdiri dari perasaan-perasaan yang menekan.
c.   Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti mempunyai ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
d.   Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2002 :57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan tenggang rasa seseorang. Individu yang mempunyai kemampuan tenggang rasa lebih bisa menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang diharapkan orang lain sehingga ia lebih bisa mendapatkan sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih bisa untuk mendengarkan orang lain.
      Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang bisa membaca perasaan dan instruksi non lisan lebih bisa menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih praktis beraul, dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136). Nowicki, hebat psikologi membuktikan bahwa belum dewasa yang tidak bisa membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa putus asa (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang bisa membaca emosi orang lain juga mempunyai kesadaran diri yang tinggi. Semakin bisa terbuka pada emosinya sendiri, bisa mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. 
e.   Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan ialah suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar eksklusif (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi ialah kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu susah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan susah juga memahami harapan serta kemauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan alasannya bisa berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini terkenal dalam lingkungannya dan menjadi mitra yang sangat senang alasannya kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain sanggup dijadikan petunjuk konkret bagaimana siswa bisa membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya. 

0 komentar

Posting Komentar