Senin, 31 Desember 2018

Benarkah Arwah/Roh Dapat Gentayangan Jadi Hantu?

Ketika seseorang berbicara wacana hantu, banyak orang yang menganggap dan membayangkan sesosok arwah yang berasal dari insan yang mati. 

Dari anggapan ini kesudahannya muncul pemahaman wacana arwah nenek moyang yang harus didiberi sesaji atau hingga minta santunan pada anggapan sosok arwah tersebut. 

Akhirnya yang terjadi yaitu kemusyrikan. INI salah satu bentuk tipu muslihat syetan

Syetan membisiki angan-angan kosong, wacana anggapan ruh manusia. Karena pengetahuan ruh spesialuntukklah Milik Allah saja. 


Berkaitan dengan ruh ini Allah SWT berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan mereka bertanya kepadamu wacana roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak didiberikan pengetahuan wacana hal itu kecuali sedikit.”

Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT spesialuntuk memdiberitahukan ilmu sedikit saja wacana hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.

Ketika seseorang berbicara wacana hantu Benarkah Arwah/Roh Bisa Gentayangan Kaprikornus Hantu?


Syeikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengambarkan posisi roh setelah terpisah dari jasad (dalam buku Al-Yaumul Akhir, hlm. 102), dengan rincian sebagai diberikut:

a). Roh para nabi.

Roh mereka berada di daerah tertinggi, bersama para malaikat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada detik-detik wafatnya, mengatakan, “Ar-Rafiiqul a’la (kumpulkanlah saya bersama sobat bersahabat terbaik yang berada di atas).”

b). Roh para syuhada.

Roh mereka berada di tembolok burung-burung hijau di surga. Burung ini mempunyai masukang yang menggantung di bawah ‘Arsy, sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih riwayat muslim.

c). Roh orang mukmin yang saleh.

Roh mereka berada di tembolok burung (bukan burung berwarna hijau) yang bergelantungan di pohon-pohon surga, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad yang dinilai sahih oleh Al-Albani.

d). Roh jago maksiat (orang yang gemar bermaksiat).

Roh mereka berada di daerah mereka menerima siksaan.

  • Roh pezina berada di suatu lubang menyerupai tanur; bab atasnya sempit, dan bab bawahnya longgar. Dari bawah tanur ini dinyalakan api, kemudian mereka berlomba-lomba berebut naik ke atas.
  • Roh orang yang makan hasil riba berada di sungai darah; beliau berenang, berusaha menepi. Ketika hampir hingga ke tepi, beliau dilempari batu, kemudian beliau berbalik lagi ke tengah.
  • Roh tukang bohong akan digantung, kemudian mulutnya dirobek hingga ke tengkuk.
  • Semua ini disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari.

e). Roh orang kafir.

Roh mereka disiksa di alam kubur, dengan siksaan yang pedih. Dia dipukul dengan gadha oleh sosok makhluk yang buta lagi tuli. Andaikan gadha itu dipukulkan ke pegunungan, pasti pegunungan tersebut akan menjadi tanah. Ini, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat An-Nasa’i. Allahu a’lam.

Tidak ada nash (baik AlQur`an maupun hadits) yang mengambarkan bahwa Ruh insan sanggup diberinteraksi dengan insan yang masih hidup.

Karena intinya saat insan mati maka beliau sudah meninggalkan kehidupan dunia ini, tinggal menunggu Hari Akhir sebagai pembalasan.

Secara kebijaksanaan sederhana, jikalau memang ruh insan masih tinggal di dunia ini dan sanggup diberinteraksi dengan insan yang masih hidup tentu lebih baik menjadi ruh, sebagaimana angan-angan insan bahwa ruh mempunyai kekuatan hebat.

Manusia ditipu oleh syetan dari bangsa Jin. Syetan berusaha untuk mengelabui insan bahwa penampakan-penampakan hantu yang sering diperbincangkan insan yaitu arwah insan yang gentayangan. Padahal jikalau memang ada penampakan, pastilah itu ulah syetan sendiri. 

Dalam iktikad Islam, alam dibedakan menjadi dua yaitu alam tampak (kasat mata) dan alam ghaib (tak kasat mata).

 Ghaib berdasarkan bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut.

“Dialah Allah yang tidak ada illah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.

“Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.

Kita harus diberiman kepada yang ghaib.

“Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang diberiman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”.

Tetapi kita spesialuntuk sanggup mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Yang termasuk alam Ghaib yaitu keberadaan Malaikat, Jin (termasuk syetan), alam kubur dan wacana Surga-neraka.

Sedangkan terkena Ruh sepatutnya tidakboleh terlalu mempertanyakannya alasannya yaitu sudah terang dalam Al-Quran dijelaskan bahwa insan spesialuntuk didiberi pengetahuan sangat sedikit wacana hal tersebut.

Toh, jikalau kita mengetahui hal wacana ruh kita tidak banyak mengambil banyak manfaatnya. Lebih baik mempelajari hal-hal yang memang diwajibkan menyerupai mempalajari syariat Islam, seperti, tata cara bersuci, sholat, puasa, zakat dan haji. Ataupun berguru wacana iktikad Islam dan Akhlak.

Kesimpulannya yaitu bahwa sosok hantu itu bukanlah arwah insan yang gentayangan. Tipu daya syetanlah yang menyebabkan anggapan salah wacana sosok hantu. Syetan mempersembahkan angan-angan batil, semoga insan menjadi penyembahnya, hingga nanti kesudahannya menjadi kawannya di neraka. Na'uzdubillah.


0 komentar

Posting Komentar