Minggu, 23 Desember 2018

Ukir Kembali Kejayaan Islam, Jangan Hanya Gembira Era Lalu

Kita umat Islam sering kali merasa begitu gembira dengan apa yang pernah dicapai oleh para penlampau. Begitu banyak sumbangsih peradaban dari muslim terlampau. Namun hal ini tidakboleh spesialuntuk membuat kita terlena spesialuntuk dengan gembira semata. Kita harus mempersiapkan masa depan yang ketika ini dihadapi oleh bawah umur kita dan anak cucu kita untuk masa depan.

Seperti halnya banyak sekali posting yang sudah ditayangkan pada blog ini, begitu banyak kegemilangan yang dicapai oleh umat Islam terlampau. Tujuan kami tidak spesialuntuk sekedar membanggakan sejarah kejayaan Islam, namun biar kita tiruana sadar bahwa kita Umat Islam mempunyai kunci penting bagi perubahan menuju arah yang lebih baik bagi peradaban dunia, terbukti pada sejarah Islam dan pengaruhnya bagi perubahan dunia ke arah yang lebih baik.

melaluiataubersamaini melihat sejarah kegemilangan masa kemudian harapannya kita sanggup menemukan kembali kunci penting untuk kembali menuju puncak kegemilangan umat Islam masa depan. Dan dengan kunci tersebut kita bantu-membantu membuka kembali pintu kejayaan dan kegemilangan peradaban dunia masa depan yang sesuai dengan nilai-nilai anutan Islam.

Hal senada juga diungkapkan oleh Cendekiawan muslim, Anis Bawedan, yang juga menjabat Rektor Universitas Paramadina, ketika mempersembahkan sambutan dalam program pembukaan Islamic Book Fair (IBF) yang diselenggarakan di Istana Olahraga (Istora), Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Jumat petang (28/2), disadur dari situs republika. 

"Yang kita harus berdiri kini ialah mengantisipasi masa depan, bukan spesialuntuk memuji dan membanggakan prestasi dan kegemilangan Islam di masa lalu," terperinci Anis Baswedan.

Adalah tanggung tanggapan kita sebagai umat Islam untuk mengantisipasi masa depan, bukan sekedar memuji masa lalu. "Umat Islam bertanggung tanggapan terhadap kegemilangan dan prestasi umat di masa kini dan membahana di masa depan," tegas Anis.

Kemenangan kita tidak ditentukan oleh catatan sejarah prestasi para penlampau di masa lalu, namun ditentukan oleh catatan kemenangan prestasi bawah umur kita ketika ini dan anak cucu kita kelak mencatat tugas kita hari ini di masa depan.

Anis Baswedan pun berharap melalui program IBF ini, sanggup ditumbuh-kembangkan tiga jenis minat bagi masyarakat Indonesia, yaitu: minat baca, minat menulis dan minat berdialog. Ketiga jenis minat ini, terang Anis, sangat penting artinya untuk mempersiapkan ummat Islam dalam menghadapi masa depan. Dalam konteks inilah IBF dilaksanakan.

"Hari ini, saya melihat fakta ironis terkait kondisi ummat Islam Indonesia. Secara kuantitas, Indonesia ialah negara berpenduduk Islam terbesar keempat di dunia. Namun secara kualitas, Indonesia menduduki peringkat ke 121 dari negara-negara di dunia," terang Anis Baswedan.
Baca Juga: Tantangan Umat Islam, Antara keimanan dan IPTEK. 


0 komentar

Posting Komentar