Dalam sejarah Islam di Indonesia, wali songo menjadi sosok figur-figur yang menjadi 'pahlawan' dalam mengislamkan tanah jawa. Keberadaan wali songo itu sudah menjadi semacam kisah rakyat yang tersebar dari ekspresi ke mulut. Kekaguman rakyat akan wali songo ini dari ekspresi ke ekspresi sering kali dibumbui dengan cerita-cerita yang sanggup jadi dilebih-lebihkan. Sehingga kita ketika ini masih sering mendengar ihwal cerita-cerita kesaktian (karamah) wali songo.
Namun disisi lain ada beberapa pandangan orang yang menyampaikan bahwa wali songo itu spesialuntuk sebuah mitos yang dibuat-buat bukan fakta sejarah. Namun nampaknya pandangan semacam ini bertolak dari harapan untuk menolak keberadaan peradaban Islam di tanah jawa.
Pandangan yang mengakibatkan kisah wali songo ini spesialuntuk sebagai mitos belaka, nampaknya membuat seorang sejarawan Indonesia berjulukan agus Sunyoto tidak terima. Sebagai seorang sejarawan dia kemudian menandakan keberadaan fakta sejarah wali songo melalui jalur akademis. dengan pendekatan multidisiplin; historis; arkeologi;aetiologis;etno-historis dan kajian budaya, dia kesannya menuntaskan sebuah buku ensiklopedia yang cukup tebal yang didiberi judul Atlas Walisongo.
![]() |
Cover Buku Atlas Walisongo |
Dalam sebuah penpenghasilanan yang pernah digelar beberapa waktu lalu, dia sendiri menerangkan bahwa bantu-membantu Islam sendiri sudah masuk ke Indonesia semenjak tahun 674 M, yaitu ketika terjadi fitnatul kubra di Arab yaitu ketika Ali dan Umayah berperang. Namun dari tahun itu hingga sekitar 800 tahunan kemudian Islam tetap tidak sanggup berkembang di Indonesia, Islam ditolak oleh penduduk orisinil jawa selama 8 abad. Sementara penduduk jawa sendiri disebutkan menganut aliran yang disebut dengan kapitayan, yaitu sebuah aliran ihwal adanya Tuhan satu di awang-awang yang tidak tergambarkan. Lalu penduduk jawa menganggap kekuatan Tuhan ini masuk ke dalam banyak sekali macam benda ibarat kerikil dan tumbuhan. Sehingga penduduk menyembah kerikil dan pohon. Kepercayaan ini oleh ilmuwan Belanda kemudian disebut dengan Animisme dan Dinamisme. Lalu bagaimana dengan Hindu dan Budha? berdasarkan penulis buku Atlas Wali Songo ini, bantu-membantu kepercayaan Hindu Budha spesialuntuk dianut oleh orang kerajaan namun tidak oleh masyarakat.
Dalam sistem sosial zaman Majapahit, masyarakat dianggap sebagai budak (hamba sahaya; makanya ada kata saya dan hamba) oleh orang kerajaan dan tidak memilik wewenang apapun bahkan tiruana tanah jawa yaitu milik kerajaan. Dan masih banyak lagi pengungkapan fakta sejarah Islam di Indonesia dalam Buku Atlas Wali Songo ini.
Untuk mendapat citra pengantar sejarah Islam di Indonesia, kita sanggup mengikuti program penpenghasilanan dengan tamu bapak Agus Suyoto yang sudah direkam dan diedarkan melalui youtube. salah satunya yaitu video penpenghasilanan diberikut ini. Kami sangat masukankan untuk menontonnya secara penuh, kita akan mendapat wawasan yang cukup luas yang sebelumnya tidak pernah tertulis di buku sekolah yang intinya ditulis oleh pemerintah Hindia Belanda dimana didalam penyusunannya terdapat intrik politik.
Ket: Video ini berdurasi cukup panjang. salah satu klarifikasi yang menarikdanunik dalam penpenghasilanan ini yaitu diungkapkan ihwal kitab Darmo Gundul yang bantu-membantu yaitu sebuah serat yang ditulis atas perintah Hindia Belanda.
0 komentar
Posting Komentar