Awal dan Akhir Bulan Ramadhan yakni waktu yang sering kali mengakibatkan persengketaan antar sesama muslim, khususnya di 'akar rumput'. Perbedaan yang paling sering terjadi yakni penetapan yang dilakukan oleh dua Ormas Islam besar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah. Bagi orang umum mungkin akan timbul pertanyaan kenapa hal ini sering terjadi. Oleh alasannya yakni itu kita perlu memahami akar perbedaannya.
Untuk memahami duduk masalah ini perlu dipahami hal diberikut ini
ada 4 pendapat utama terkena penentuan pertama bulan, yaitu:
- Berdasar Hisab Hakiki dengan contoh Wujudul Hilal yang biasa diwakili oleh ormas Muhammadiyah.
- Berdasar Hisab Hakiki dengan contoh Imkaniyyatur Ru’yah yang biasa diwakili oleh DEPAG dan juga PERSIS Pusat.
- Berdasar Ru’yatul Hilal dengan opsi sistem Istikmal sebagaimana biasa dipegang oleh NU.
- Berdasar Ru’yah Global/Internasional sebagaimana sering disampaikan oleh Hizbut Tahrir Indonesia.
dari JPNN.com:
"Sebenarnya kita sanggup bersatu, jikalau kita mau mempersatukan kriterianya," tutur Thomas Djamaluddin ( Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)). Kriteria yang sanggup dipersatukan berdasarkan Thomas itu adalah, batasan yang memilih pertama bulan. Dia menyayangkan gerakan tajdid atau pembaharuan Muhammadiyah yang dipelopori KH. Ahmad Dahlan tidak berlanjut.
Akibatnya berdasarkan Thomas, dikala ini masyarakat Muhammadiyah gigih mempertahankan kriteria hisab wujudul hilal yang lama dan atas dasar taqlid (pengujung).
"Sejatinya kita spesialuntuk selangkah lagi menyatukan kalenderi Islam di Indonesia," ujar Thomas. Intinya, kalenderi Islam di Indonesia sanggup bersatu atau kompak ketika kriteria penetapan pertama bulan sanggup disatukan. Dia berpendapat, penetapan pertama bulan dengan kriteria imkan rukyat yakni solusi pemersatu antara metode hisab dengan metode rukyat.
0 komentar
Posting Komentar