Adanya pemimpin dalam sebuah kelompok yaitu sebuah kewajiban. Apalagi dalam kapasitas sebuah bangsa, menentukan seorang pemimpin menjadi urusan paling penting. Hal ini sanggup tercermin dikala baginda Rasulullah saw wafat, segera para teman erat Rasulullah membentuk tim untuk menentukan pemimpin tertinggi umat Islam kala itu.
Masa kepemimpinan 4 teman dekat, kandidat calon khalifah diajukan terlebih lampau oleh para teman erat rasul yang mempunyai tingkat keimanan yang tinggi, kemudian dipilih satu pemimpin yang terbaik. Dalam kapasitas negara kota masa itu, pemimpin terpilih dibaiat oleh seluruh umat Islam yang hadir sebagai tanda persetujuan akan kepemimpinannya.
Namun di masa ini, dikala jumlah insan tumbuh jauh melampaui jumlahnya pada masa 1420 tahun silam, akan susah untuk menerapkan baiat ibarat pada masa itu. Selain itu sistem pemilihan yang ada kini di Indonesia yaitu pemilihan pribadi oleh rakyat, dimana kandidat calon pemimpin diajukan oleh partai politik yang terdaftar di KPU. Hal ini mungkin yang akan banyak menghambat calon pemimpin yang sesuai dengan kriteria pemimpin yang dikehendaki umat Islam.
Partai politik sendiri terdiri dari banyak orang dari banyak sekali macam agama, sehingga mustahil sanggup disamakan dengan para teman erat Rasul yang bersifat Individual serta mempunyai keimanan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Kondisi ini membuat umat Islam semakin susah untuk menentukan calon pemimpin terbaik. Ditambah lagi, Partai Politik yang mengusung nilai keislaman tidak dalam satu pandangan.
melaluiataubersamaini kondisi yang ada ini kita umat Islam Indonesia harus benar-benar berpikir bijak dalam menentukan pemimpin yang akan hadir. Jangan asal pilih, alasannya yaitu pada akhirnya kita sendiri yang akan menanggung akibatnya. Jangan juga malah tidak menentukan (Golput), alasannya yaitu golput tidak mempengaruhi apa-apa, tetap akan ada pemimpin yang terpilih. Lebih baik menentukan pemimpin yang mendekati kriteria pemimpin yang ideal berdasarkan Islam.
Golput sanggup menjadi ancaman dikala kebanyakan pemilih yaitu orang-orang yang tidak tahu agama.
Sebelum menentukan pemimpin kita, ada baiknya kita terlebih lampau memahami beberapa problem kepemimpinan dalam Islam, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa goresan pena diberikut ini:
1. Petunjuk AlQuran dalam menentukan pemimpin
Al-Quran dan Hadits sebagai aliran hidup umat Islam sudah mengatur semenjak pertama bagaimana seharusnya kita menentukan dan menjadi seorang pemimpin. Menurut Shihab (2002) ada dua hal yang harus dipahami ihwal hakikat kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi ialah ikatan perjanjian antara ia dengan Allah swt. Lihat Q. S. Al-Baqarah (2): 124, "Dan ingatlah dikala Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan (amanat), kemudian Ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan mengakibatkan engkau pemimpin bagi manusia. Ibrahim bertanya: Dan dari keturunanku juga (dijadikan pemimpin)? Allah swt menjawaban: Janji (amanat)Ku ini tidak (berhak) diperoleh orang zalim". baca selengkapnya
2. Ciri dan Akhlak Pemimpin
Model kepimpinan melalui pola yang dipamerkan oleh Rasulullah SAW dan para teman erat baginda SAW dengan meletakkan dunia ditangan mereka dan meletakkan alam abadi di hati mereka yaitu asas penolakan efek materialis, sekularis, liberalis, paragmatis dan tiruana unsur luar yang mencemarkan kesucian Aqidah dan pegangan Umat Islam. Maka islam sudah menggariskan akhlak dan sifat-sifat yang perlu ada dalam diri setiap pimpinan. Baca selengkapnya
3. Kriteria Kepemimpinan dalam Islam
Setiap kalian yaitu pemimpin dan bertanggung balasan atas apa yang dipimpinnya, Seorang penguasa yaitu pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung balasan atas mereka, seorang istri yaitu pemimpin di rumah suaminya dan ia bertanggung balasan atasnya. Seorang hamba sahaya yaitu penjaga harga tuannya dan ia bertanggung balasan atasnya. Baca selengkapnya
5. Pemimpin yang Ideal
Perihal terkena kepemimpinan dalam Islam ialah suatu wacana yang selalu menarikdanunik untuk didiskusikan. Wacana kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul alasannya yaitu sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi sehabis Nabi Muhammad SAW wafat. Maka ada bebrapa kriteria pemimpin yang baik. Baca selengkapnya
Maka sehabis kita membaca hal-hal ihwal pemimpin dalam Islam, tindakan terbaik kita umat Islam yaitu menentukan satu pemimpin yang paling mendekati dengan kriteria-kriteria yang disebut dalam tulisan-tulisan di atas.

0 komentar
Posting Komentar